23 Maret 2009

Budidaya Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy)

Aspek Biologi

  • Strain Blue safir warna tubuh agak keunguan

  • Strain Angsa atau soang warna tubuh cerah

  • Strain Baster warna tubuh cerah agak keputihan

  • Strain Batu warna tubuh hitam

Habitat Budidaya

  • ikan Gurami hidup di dataran rendah dengan kondisi air tenang

  • suhu optimum berkisar 27 - 30 derajat selsius, pH 7 - 8, DO 4 - 5 ppm

  • peka terhadap cahaya terutama pada malam hari

  • lebih menyukai pakan terapung atau yang ada di permukaan air

  • bersifat nokturnal atau aktif di malam hari

Perkembangbiakan

  • proses pemijahan dilakukan secara masal dengan rasio jantan : betina adalah 2 : 3

  • frekuensi pemijahan sebanyak 4 - 5 kali per tahun terutama pada awal musim penghujan

  • jumlah telur yang dihasilkan berkisar 2000 - 5000 butir per induk dengan sifat telur terapung

  • perilaku saat memijah dimana induk akan membuat sarang untuk tempat meletakkan telur saat menjelang malam hari

Sistem Budidaya

  • Pemilihan induk : jenis induk yang baik yaitu memiliki sisik besar dan teratur, warna tubuh cerah dan merata serta gerakannya lincah
  • ukuran induk jantan berat 2 - 2,5 kg, umur 2 tahun, tonjolan pada kelaminnya terlihat jelas dan memiliki tubuh kekar serta gerakannya lincah
  • ukuran induk betina dengan berat 2,5 - 3 kg, umur 2 tahun, bentuk perut membulat dan alat kelaminnya berwarna kemerahan
  • Pematangan gonad : dilakukan di kolam tanah dengan padat penebaran induk 1 - 2 ekor per 10 m. Pakan yang digunakan berupa pelet dengan kandungan protein 26 - 28%, frekuensi pemberian pakan 1- 2% dari bobot badan per hari dan daun sente dengan frekuensi 5% per hari dari bobot tubuh induk. Proses pematangan gonad dilakukan dengan sistim terpisah antara jantan dan betina dengan masa pemeliharaan selama 1- 2 bulan
  • Persiapan kolam pemijahan : luas kolam minimal 25 meter persegi dengan kedalaman 70 - 80 cm. Pada setiap sisi pematang dibiarkan tumbuh rumput. Siapkan dan tempatkan meja dari bahan anyaman bambu di bagian tengah kolam dan terendam sedalam 10 cm di bawah permukaan air sebagai tempat meletakkan bahan pembuatan sarang oleh induk ikan gurami. Bahan pembuatan sarang dapat berupa ijuk/serat karung atau tali rapia
  • Pemijahan : masukkan induk ke dalam kolam pemijahan pada sore hari dengan padat penebaran 1 pasang induk per 10 - 15 meter. Adapun ciri - ciri sarang yang telah berisi telur diantaranya terdapat genangan minyak pada permukaan air di atas sarang, sarang sudah tertutuo, tercium bau amis yang cukup menyengat di sekitar kolam pemijahan, induk jantan terlihat berjaga - jaga di depan sarang, dan jika sarang ditusuk dengan jari akan terlihat telur yang keluar
  • Penetasan : sarang yang telah terisi telur kemudian diangkat dari kolam kemudian dilakukan kegiatan - kegiatan antara lain a) memisahkan telur dari sarangnya dengan hati - hati, b) masukkan telur ke dalam bak plastik yang telah diisi air bersih dengan kepadatan telur 100 - 150 butir per liter air, c) setelah 2 - 3 hari maka telur akan menetas, sedangkan telur yang tidak menetas akan berwarna putih dan berjamur sehingga harus segera dibuang, d) pergantian air dilakukan setiap hari sebanyak 2/3 volume total, e) lama pemeliharaan dalam bak plastik adalah 7 - 10 hari
  • Pendederan I : a) persiapan kolam dilakukan pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam sebanyak 250 g/m2, UREA TSP sebanyak 5 g/m2, dan pengapuran 200 g/m2 dengan kedalaman air kolam pendederan I adalah 40 cm, b) penebaran benih lepas bak plastik dilakukan pada saat suhu rendah dengan padat penebaran 150 - 200 ekor/m, c) pakan yang digunakan berupa pelet halus sebanyak 10 - 15% bobot badan per hari. Sebagai pakan tambahan diberikan lemna pada kolam pendederan setelah berumur 1 bulan, d) setelah pemeliharaan selama 1 - 1,5 bulan maka telah mencapai ukuran panen dengan berat rata - rata sekitar 1 - 2 gram dengan tingkat kematian sebesar 20%
  • Pendederan II : kedalaman air yang digunakan yaitu 40 - 50 cm dan padat penebaran 75 - 100 ekor/m, pakan yang diberikan berupa pelet yang diremahkan sebanyak 4 - 5% bobot badan per hari ditambah daun sente sebanyak 5%. Setelah pemeliharaan selama 2 - 2,5 bulan berat mencapai 50 gr/ekor dengan tingkat kematian sebesar 5 - 10%
  • Pendederan III : kedalaman air yang digunakan 50 - 60 cm dan padat penebaran sebanyak 10 - 20 ekor/m dengan ukuran benih yang ditebar sekitar 50 gr/ekor. Pakan pelet yang diberikan sebanyak 3% dari bobot badan per hari ditambah daun sente sebanyak 5%. Setelah pemeliharaan sekitar 3 bulan diperoleh berat sekitar 200 - 300 gr/ekor dengan tingkat kematian sebesar 5%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar