08 September 2009

JUAL BENIH PATIN UKURAN 3/4 DAN 1 INCI

Kami menyediakan benih berkualitas jenis patin siam (Pangasius hypopthalmus) ukuran 3/4 dan 1 inch. Lokasi farm kami di daerah Depok, Jawa Barat. Bagi yang berminat dan ingin memesan dapat menghubungi no dibawah ini:

Septyan (02194689983) atau Akbar (087877172830)

08 Juni 2009

Pengolahan Agar - Agar Kertas Secara Tradisional

Rumput Laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang tumbuh tersebar luas di hampir selauruh perairan Indonesia. Jenis rumput laut yang dikenal mempunyai nilai ekonomis adalah Eucheuma sp., Gracilaria sp., dan Hypnea sp. Disamping untuk konsumsi manusia, rumput laut dapat pula diolah menjadi produk lain untuk keperluan industri seperti agar - agar, karaginan, algin dan sebagainya.

Agar - agar pada umumnya dibuat dari rumput laut jenis Gracilaria sp dan bentuk produknya ada beberapa macam antara lain agar tepung, agar batangan dan agar kertas. Agar kertas merupakan produk kering, berbentuk lembaran seperti kertas dan sangat tipis. Teknologi pengolahan agar kertas maupun peralatan yang digunakan sangat sederhana apabila dibandingkan dengan cara pengolahan agar tepung maupun agar batangan. Oleh karena itu pengolahan agar kertas ini mudah diterapkan oleh pengolah kecil dan sangat cocok apabila dikembangkan di daerah penghasil rumput laut.

Bahan dan Peralatan

Bahan:
Bahan baku : Rumput laut
Bahan tambahan : kapur gamping, bahan penjendal (KOH/KCL), air bersih

Peralatan:
- Wadah untuk perendaman , pencucian dan pemucatan rumput laut
- Alat perebus
- Wadah dan kain untuk penyaringan
- Pan dan rak untuk penjendalan
- Alat pemotong agar
- Kain blacu/kantung terigu untuk membungkus potongan agar
- Alat pengepres
- Rak untuk pengeringan agar

Cara Pengolahan

1. Pembersihan
Pembersihan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran seperti karang atau bntuan lain dan rumput laut jenis lain. Bahan baku rumput laut (kering laut) direndam dalam air tawar bersih selama lebih kurang 2 jam, kemudian dicuci sambil diremas - remas; kotoran dan karang yang masih menempel dipisahkan dari rumput lautnya kemudian diibilas beberapa kali dengan air sampai bersih.

2. Pemucatan
Tahap ini dimaksudkan untuk mengurangi intensitas warna merah sehingga dapat diperoleh produk agar kertas yang berwarna keputihan. Rumput laut yang telah bersih kemudian direndam sambil diaduk dalam larutan kapur 0,5%, selama 5 - 10 menit. Setelah itu dibilas 3 kali dengan air, ditiriskan sampai benar - benar bersih (bebas kapur) dan selanjutnya dijemur sambil dibalik beberapa kali.

3. Perendaman
Untuk menghilangkan sisa - sisa bahan pemucat dan memudahkan tahap ekstraksir, rumput laut perlu direndam terlebih dahulu selama satu malam.

4. Perebusan
Rumput laut yang telah direndam 1 malam kemudian direbus untuk mengekstrak agarnya dalam air sejumlah 20 kali berat rumput laut kering yang diolah. Dua pertiga bagian (14 kali) dari jumlah air perebus ini digunakan untuk perebusan pertama selama 2 jam. Sedangkan sisanya (6 kali) digunakan untuk perebusan kedua (perebusan ampas) selama 15 jam. Suhu selama perebusan dipertahankan antara 85 - 90 derajat selsius. setelah perebusan kemudian dilakukan penyaringan.

5. Penjendalan
Filtrat/cairan dari hasil penyaringan pada perebusan pertama dan kedua dicampur menjadi satu kemudian ditambah KOH atau KCL sebanyak 2 - 3% dari berat rumput laut yang diolah dan dipanaskan selama 15 menit. Cairan ini kemudian dituang ke dalam pan/cetakan dan dibiarkan menjendal selama 1 malam. Dengan penjendalan ini kotoran akan mengendap sekaligus memudahkan untuk memotong agar.

6. Pemotongan dan Pengepresan
Agar yang sudah menjendal kemudian dikeluarkan dari cetakan, selanjutnya dipotong setebal 8 - 10 mm. Setiap lembar potongan kemudian dibungkus dengan kain, disusun dalam bak pengepres dan dipres (untuk mengeluarkan air) dengan penambahan beban secara bertahap.

7. Pengeringan
Agar yang telah dipres kemudian dijemur bersama kain pembungkusnya sampai kering, kemudian dilepas satu per satu dari kain pembungkusnya.

8. Sortasi dan Pengemasan Produk Akhir
Agar kertas yang diperoleh kemudian disortir mutunya, dirapikan bentuknya dan selanjutnya dikemas dalam kantung - kantung plastik dengan berat sekitar 100 gram per kantung.

01 Mei 2009

Vaksin Aeromonas hydrophila

Penyakit bakterial sering menimbulkan kerugian pada usaha budidaya ikan air tawar antara lain penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia dan antibiotik, namun selain biayanya relatif mahal juga dapat mengakibatkan efek sampingan.

Vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam usaha penanggulangan penyakit pada ikan air tawar. Upaya ini dapat meningkatkan kekebalan pada tubuh ikan terhadap serangan penyakit tertentu selama jangka waktu 4 - 6 bulan, sehingga angka kematian dapat ditekan sekecil mungkin.

Hasil penelitian Balitkanwar Bogor membuktikan bahwa ikan yang divaksin bakteri A. hydrophila kelangsungan hidupnya lebih baik (60 - 80%), dibandingkan dengan yang tidak divaksin (10 - 15%).

Syarat - Syarat Vaksinasi

Untuk memperoleh keberhasilan vaksinasi, maka perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  • ikan harus dalam kondisi sehat
  • umur ikan minimum 3 minggu
  • kualitas air harus baik
  • suhu air berkisar antara 26 - 28

Jenis Ikan

Ikan yang dapat divaksin meliputi semua jenis ikan budidaya air tawar yang rentan terhadap penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila.

Cara Vaksinasi

Vaksinasi dapat dilakukan melalui rendaman, suntikan dan pakan.

1. Vaksinasi melalui rendaman

Cara ini merupakan yang paling praktis dan efisien karena dapat dipakai untuk ikan ukuran kecil (benih) dan dalam jumlah besar, tidak menimbulkan stress, dan pelaksanaannya cukup mudah.

Dosis dan waktu

Ikan direndam dalam larutan vaksin dengan dosis 25 cc vaksin/m kubik air atau 2,5 cc vaksin/100 liter air selama 15 - 30 menit dengan kepadatan ikan 20 - 50 gr/liter air.

2. Vaksinasi melalui suntikan

Cara ini terutama digunakan untuk ikan yang ukurannya besar, induk dan ikan yang bernilai ekonomi tinggi.

Dosis

Penyuntikan dilakukan secara intraperitoneal (melalui rongga perut) dengan dosis 0,1 cc vaksin per 100 gram bobot ikan.

3. Vaksinasi melalui pakan

Cara vaksinasi ini dilakukan pada ikan yang diberi pakan pellet. Cara ini biasanya dilaskukan sebagai vaksinasi ulang (booster). vaksin diberikan dengan cara mencampur terlebi dahulu dengan bahan pengikat (binder) antara lain zat putih telur dan minyak sayur, kemudian dilekatkan pada permukaan pelet.

Dosis

Dosis vaksin yang diberikan antara 3 - 5 cc/kg bobot tubuh ikan. Pakan yang telah ditempeli vaksin diberikan dalam satu kali pemberian pada saat ikan dalam keadaan lapar.