27 Maret 2009

Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos) Secara Intensif

Budidaya bandeng di tambak sebetulnya sudah dilakukan sejak 14 abad yang lalu. Sejak saat itu bandeng menjadi sumber protein utama masyarakat pantai, bahkan sampai saat ini bandeng merupakan ikan yang paling banyak diproduksi untuk konsumsi di Indonesia selain untuk umpan tuna. Bandeng merupakan satu diantara komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan strategis dibandingkan komoditas perikanan lainnya dalam hal : (1) teknologi pembesaran dan pembenihan telah dikuasai dan berkembang di masyarakat, (2) kebutuhan prasyarat hidup kurang memenuhi kriteria kelayakan yang tinggi dan toleran terhadap perubahan mutu lingkungan, (3) preferensi konsumsi cukup tinggi dan bervariasi, (4) pemasok protein ikan yang potensial bagi pemenuhan kebutuhan gizi serta pendapatan masyarakat petambak dan nelayan. Selain itu dewasa ini bandeng ukuran sedang (15 - 20 cm) panjang total atau berat 50 - 200 g, banyak diminta dalam bentuk segar, maupun hidup untuk umpan tuna dan cakalang. Produksi bandeng sampai saat ini relatif masih rendah yaitu berkisar 500 - 1000 kg/ha/th. Dengan teknologi maju produksi bandeng dapat ditingkatkan sampai 500%.

Pemilihan Lokasi

Budidaya bandeng dapat dilakukan baik di tambak yang bermasalah ataupun tidak bermasalah. Tambak udang intensif masih layak untuk budidaya bandeng teknologi maju. Sebaiknya tambak dibuat dengan ukuran 0,5 - 1 ha/petak.

Persiapan Lahan

Persiapan lahan meliputi pengeringan, pemberantasan hama menggunakan racun selektif yaitu saponin dengan dosis 20 ppm. Sedangkan pemupukan anorganik (Urea dan TSP) masing-masing dengan dosis 100 dan 150 kg/ha dan pupuk organik 1 ton/ha. Setiap 2 minggu diadakan pemupukan susulan sebanyak 10% dari pupuk awal.

Cara Pemeliharaan

Pemeliharaan diawali dengan pendederan selama 2 minggu. Kemudian gelondongan ditebar ke petak pembesaran dengan kepadatan 50.000 ekor/ha.

  • Pemberian pakan tambahan dimulai 3 - 4 minggu setelah penebaran dengan dosis pakan disesuaikan dengan bobot tubuh (BB) ikan hasil sampling. Minggu setelah penebaran dengan dosis pakan disesuaikan dengan bobot tubuh (BB) ikan hasil sampling. Minggu pertama pakan diberikan di suatu tempat dan minggu kedua semi keliling searah dengan arah angin.
  • Pergantian air sebanyak 20% setiap minggu sekali. Setelah masa pemeliharaan 2 bulan pergantian air hendaknya dilakukan 3 hari sekali.
  • Panen dilakukan setelah umur 4 bulan dengan sintasan 85 - 90% dan rasio konversi pakan (RKP) 1,2.

Cara Panen

  • Panen dilakukan dengan cara menghadang menggunakan jaring arat dengan ukuran mata jaring 1 inci.
  • Hasil panen diseleksi untuk ukuran yang diinginkan sedangkan ukuran kecil langsung dilepaskan ke petakan yang telah dipersiapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar